MALAIKAT dalam iman Kristen

MALAIKAT dalam iman Kristen

MALAIKAT DALAM IMAN KRISTEN

Penulis: Ps. Bobby M.Th
PENDAHULUAN
Pelajaran tentang malaikat dalam iman Kristen disebut dengan istilah Angelology. Tempatnya berada dalam ruang lingkung studi teologi sistematika. Studi tentang malaikat merupakan salah satu pokok penting dalam kekristenan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa malaikat terlibat aktif dalam sejarah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan.
Sejak masa Adam dan Hawa peran malaikat telah ada dan berinteraksi dengan manusia. Penafsiran umum kristiani mengajarkan bahwa ular yang bisa “berbicara” dan punya “intelektual” tinggi tersebut bukanlah ular “biasa”, melainkan personifikasi dari malaikat jahat yang telah jatuh ke dalam dosa. Dosa yang dilakukan Adam dan Hawa membawa implikasi pada diusirnya mereka keluar dari taman Eden. Agar keduanya tidak bisa masuk, maka Allah menempatkan malaikat yang disebut Kerubuntuk menjaga jalan masuk ke taman tersebut.
Malaikat dalam iman Kristen tercatat dalam Alkitab. Malaikat kerap berada diantara manusia. Mereka melindungi Lot dan keluarganya (Kejadian 19:10), mereka menampakkan diri kepada hamba Elisa yang sedang ketakutan (2 Raja-Raja 6:17), ada juga yang menampakkan diri di hadapan Bileam dan keledainya (Bilangan 22:31). Ada juga yang disebut Gabriel, dialah malaikat yang diutus Tuhan untuk menjumpai Maria dan memberitahukan kabar kesukaan bagi dunia (Lukas 1:26-38), dan juga menemui Daniel (Daniel 9:21). Malaikat lain yang pernah disebutkan namanya adalah Mikhael (Daniel 10:13; 12:1; Yudas 1:9; Wahyu 12:7).
Pentingnya memahani tentang malaikat-malaikat Allah di masa modern ini tidak terlepas juga dengan adanya kesaksian-kesaksian dari banyak orang yang mengaku pernah bertemu dengan malaikat, baik itu dalam suatu penglihatan (vision) atau dalam mimpi. Memang kesaksian-kesaksian itu pada umum bersifat subyektif, dalam artian tidak dapat diuji karena bersifat personal. Selain itu, ada istilah yang cukup popular, yaitu “Angel service”, tentang bagaimana umat Tuhan mendapat bantuan dari malaikat dalam kehidupan dan pelayanannya kepada Tuhan. Beberapa yang dapat disebut adalah Mary Katrin Baxter yang mengaku bertemu malaikat dalam bukunya “A Divine Revelation of Hell”, Kenneth Hagin (alm) yang sering disebut “rasul iman” Amerika Serikat menulis pengalaman bertemu malaikat dalam bukunya “Aku pernah ke Neraka” dan juga Rev Choo Thomas yang menulis pengalamannya bertemu malaikat dalam sebuah buku laris “Heaven Is So Real”.
ASAL USUL
Alkitab tidak mencatat dengan jelas mengenai asal mula malaikat. Kapan mereka diciptakan tidak dirinci secara gamblang. Namun yang pasti, malaikat tampaknya telah ada sebelum Adam dan Hawa diciptakan. Kitab Ayub 38:4-7 mengisahkan bahwa semua ” anak Allah” bersorak-sorai pada waktu Bumi diciptakan. Teks bahasa Ibrani untuk “anak Allah” dalam ayat tersebut adalah bney ‘Elohim.
Kitab Kolose 1:16 menulis, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yangtidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Kitab itu menegaskan bahwa Tuhan Yesuslah pencipta segala sesuatu yang ada di Sorga dan Bumi, hal itu berarti termasuk juga malaikat-malaikat.
Berdasarkan kerangka berpikir Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, jelas sekali bahwa dalam iman Kristen, para malaikat adalah ciptaan Tuhan Yesus Kristus. Mereka bukan suatu makhluk yang tiba-tiba ada atau tanpa asal-usul yang tidak jelas. Malaikat diciptakan dalam rupa roh (Ibrani 1:14). Inilah bentuk sejati dari malaikat. Mereka tidak mempunyai tubuh jasmani seperti halnya manusia. Dalam penugasan tertentu, atas “Kuasa Tuhan” maka malaikat itu bisa memakai rupa manusia. Sebuah contoh di Alkitab mencatat bahwa dua malaikat yang mendatangi Lot dan keluarganya memiliki rupa manusia.
TUJUAN PENCIPTAAN
Untuk apakah Allah menciptakan malaikat? Kitab Ibrani 1:14 dengan lugas menjelaskan bahwa malaikat adalah roh-roh yang melayani. Mereka diciptakan untuk melayani Allah yang Maha Kuasa. Kediaman mereka adalah di Surga, tempat Allah bertahta. Selain bertugas untuk melayani Allah, kitab Mazmur 148:2 menulis bahwa malaikat diciptakan untuk memuji Allah. Demikian tertulis, “Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!”
Hal itu sejalan dengan bagian lain dari Alkitab yang menceritakan adanya malaikat-malaikat berjulukan Serafim yang mengelilingi tahta Allah dan mereka terus menerus tiada henti-henti memuji Allah. Nabi Yesaya menceritakan penglihatannya demikian, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).
TERMINOLOGI
Dalam iman Kristen, istilah bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) untuk malaikat yang paling sering digunakan adalah MAL’AK. Selain istilah itu, ada juga istilah lainnya, yaitu anak-anak Allah: bney ha-‘Elohim (ibrani) – Sons of Elohim, Ayub 1:6; 2:1; 38:7) dan penghuni surgawi: bney ‘eliymhabuw (ibrani) – sons of Elim, Mazmur 29:1; 89:7).
Sementara Alkitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Yunani menggunakan kata ANGELOS (Matius 24:36). Kedua kata tersebut mempunyai pengertian yang sama, yaitu UTUSAN. Dari kata angelos itulah ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, bahasa universal di Bumi ini, didapat istilah “Angel”.  Bahasa Indonesia menterjemahkan Mal’ak (Ibrani)/Angelos (Yunani) sebagai “malaikat”.
Ada juga istilah Alkitab yang merujuk kepada malaikat, yaitu “bala tentara surga” (Lukas 2:13). Alkitab tidak merinci secara jelas mengenai jumlah malaikat-malaikat Allah, akan tetapi nampaknya bahwa malaikat berjumlah sangat banyak (Daniel 7:10; Matius 26:53; Ibrani 12:22; Wahyu 5:11). Dan biarlah hal itu menjadi rahasia Sang Pencipta.
Agustinus, seorang tokoh penting dalam sejarah gereja mengatakan: “Malaikat menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menanyakan kodratnya, maka ia adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat“. Menurut seluruh keadaannya malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah. Karena “mereka selalu memandang wajah Bapa-Ku, yang ada di surga” (Matius 18:10), dan mereka “melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya” (Mzm 103:20).
PERBEDAAN Malaikat TUHAN dengan Malaikat
Sebelum membahas lebih dalam mengenai dunia malaikat, perlu dipahami dulu adanya satu istilah yang tertulis di Alkitab sebagai “Malaikat TUHAN”. Malaikat TUHAN ini berbeda dengan malaikat. Istilah ini dalam Alkitab bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani tertulis sebagai “Mal’ak YHWH”. Istilah itu digunakan secara berganti-ganti dengan YHWH (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Orang-orang yang melihat “Mal’ak YHWH” mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:21-22).
Alkitab mencatat bahwa Malaikat TUHAN atau Mal’ak YHWH menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Yosua, Manoah ayah Simson dan beberapa orang lainnya. Ketika berhadapan dengan Musa, Malaikat TUHAN berkata, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” (Keluaran 3:2-6). Saat bertemu dengan Hagar, Malaikat TUHAN berucap, “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” (Kejadian 16:10). Abraham memanggilnya dengan sebutan “Tuhan” (Kejadian 22:11). Malaikat TUHAN jugalah yang menuntun orang Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan (Hakim-Hakim 2:1).
Beberapa fakta dari Alkitab tersebut mengindikasikan suatu fakta bahwa Malaikat TUHAN bukanlah malaikat seperti pada umumnya. Karena IA bertindak seperti “Tuhan” sendiri. Dalam teologi Kristen, Malaikat TUHAN diindikasikan sebagai “Kristofani”. Yaitu, merupakan penampakan dari Sang LOGOS, Yeshua (Yesus), jauh sebelum inkarnasinya menjadi manusia melalui perantaraan rahim Maria. Sebab, hanya Pribadi Kedua dalam Ketritunggalan Allah yang pernah menampakkan diri kepada manusia (Yohanes 1:18).
KEGIATAN MALAIKAT
  1. Malaikat senantiasa memuji dan memuliakan Allah (Ayub 38:7; Mazmur 103:20; 148:2; Yesaya 6:1-3; Wahyu 5:11-12; 7:11; 8:1-4). Mereka memuji Allah di hadapan hadirat-Nya yang mulia di Sorga. Sekalipun kegiatan itu pada umumnya terjadi di Sorga, setidaknya dalam satu peristiwa, mereka melakukannya di Bumi, yaitu pada saat kelahiran Yesus.
Alkitab menulis, “Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” (Lukas 2:13-15).

Para malaikat merasa perlu menunjukkan diri di hadapan para gembala dan memuji Allah di depan mereka, sebab hari itu adalah hari bersejarah bagi manusia, yaitu saat Firman Allah berinkarnasi menjadi manusia Yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian (Yohanes 3:16).
2. Malaikat melayani orang percaya
Sifat utama dari penciptaan malaikat diungkapkan dalam Alkitab bahwa “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” (Ibrani 1:14). Kebenaran ini mengandung makna bahwa malaikat terlibat dalam hubungan antara Tuhan dengan manusia yang mengasihi-Nya. Tugas mereka terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi Kristus untuk menyelamatkan manusia.
Malaikat dalam iman Kristen bertugas untuk melayani dan juga menjagaorang-orang yang mengasihi Tuhan. Mereka disebutkan berkemah di sekeliling orang-orang yang mengasihi Tuhan dan melindunginya (Mazmur 34:8; Matius 18:10). Pengalaman penulis sendiri yang beberapa kali terluput dari kecelakaan, seolah menyadarkan bahwa Allah telah mengutus malaikat-Nya untuk meluputkan. Berkaitan dengan perannya yang melayani dan melindungi orang percaya, berikut beberapa peristiwa yang dicatat Alkitab:
  • Mereka bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:10)
  • Membebaskan orang percaya dari ancaman bahaya (Kisah Para Rasul 5:18-20; 12:6-11)
  • Membawa berkat kesembuhan atas manusia (Yohanes 5:4)
  • Mengantarkan jawaban atas doa (Daniel 10:12-14)
  • Kadang-kadang membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat nubuat (Daniel 10:14)
  • Memberikan kekuatan kepada umat Allah (1 Raja-Raja 19:4-8)
  • Melindungi orang kudus yang takut akan Allah (Daniel 3:28; 6:23)
  • Berperang melawan kuasa setan-setan (Daniel 10:13; Wahyu 12:7)
  • Membawa roh orang percaya yang meninggal dunia ke Firdaus (Lukas 16:22)
  • Mengarahkan orang percaya dalam bersaksi (Kisah Para Rasul 8:26-40)
Malaikat Pelindung
Orang Israel maupun jemaat Kristen mula-mula mempunyai konsep bahwa setiap orang memiliki satu malaikat khusus yang ditugaskan untuk menjaga dan menemaninya selama hidup. Ada dua ayat Alkitab yang sering dikutip untuk memperkuat pandangan ini. Setelah memanggil seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah para murid, Yesus mengatakan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikatmereka di Sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Sorga” (Matius 18:10).
Kisah Para Rasul 12:15 menceritakan ketika Petrus telah sampai di pintu gerbang dan seorang hamba perempuan bernama Rode memberitahukan hal itu kepada orang-orang lainnya, mereka berkata, “Itu malaikatnya”. Kedua ayat tadi menunjukkan adanya paham di kalangan orang Kristen mula-mula bahwa setiap orang mempunyai malaikat pelindung.
Sekalipun demikian, perlu dipahami bahwa ada bagian lain dari Alkitab yang mengatakan bahwa orang percaya tidak hanya dilindungi oleh satu, namun oleh banyak malaikat, seperti yang dialami oleh nabi Elisa (2 Raja-Raja 6:17).
  • Malaikat menyampaikan dan menyatakan amanat Allah kepada manusia.
Tindakan ini sesuai dengan makna dari istilah malaikat, yaitu sebagai “utusan”. Mereka membawa berita dari Allah kepada manusia, misalnya kepada Zakharia (Lukas 1:13-20), kepada Maria(Lukas 1:26-38), kepada Kornelius (Kisah Para Rasul 10:3-7), kepada rasul Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-24).
  • Malaikat melaksanakan hukuman Allah

Para malaikat menjadi eksekutor hukuman Allah atas Sodom dan Gomora (Kejadian 19:13), malaikat membinasakan tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21), malaikatlah yang membinasakan Herodes (Kisah Para Rasul 12:23). Kitab Wahyu penuh dengan nubuat mengenai penghukuman yang akan dilaksanakan oleh para malaikat (Wahyu 8:6-9; 16:1-17; 19:11-14).
  • Malaikat terlibat dalam Kedatangan Yesus kedua
Para malaikat akan mendampingi Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua nanti. Alkitab menulis demikian, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.” (Matius 25:31).
Merekalah yang akan memisahkan gandum dari lalang – gambaran pemisahan orang Benar dari orang fasik – (Matius 13:39-42). Tuhan Yesus akan menyuruh para malaikat untuk memanggil orang-orang pilihan-Nya dari seluruh penjuru dunia dengan tiupan sangkakala (Matius 24:31; bandingkan dengan 1 Tesalonika 4:16-17).


SIFAT MALAIKAT
1. Malaikat tidak berbadan

Para malaikat disebut sebagai “roh-roh” yang melayani. Hal itu menunjukkan jati diri mereka yang esensial, yaitu jenis makhluk yang tidak berbadan jasmani, namun berbentuk roh. Dalam peristiwa-peristiwa khusus, Alkitab mencatat adanya aktivitas malaikat dengan memakai tubuh manusia (Kejadian 18-19, Lukas 1:26; Yohanes 20:12; Ibrani 13:2).
Kenyataan itu merupakan peristiwa khusus yang terjadi atas campur tangan “kuasa Tuhan”didalamnya. Penggunaan tubuh jasmani oleh malaikat hanya terjadi dalam tugas-tugas khusus tertentu untuk menjalankan perintah Allah. Selain daripada itu, maka hakekat mereka adalah kembali sebagai roh. Adanya tubuh jasmani dalam penampakan malaikat tidak terlepas dari otoritas Tuhan yang mengijinkan hal itu dan dalam pengawasan-Nya sebagai pelaksana firman-Nya.
2. Malaikat bukan manusia yang dimuliakan
Manusia dibedakan dengan malaikat. Dalam Matius 22:30 dikatakan bahwa orang-orang percaya suatu saat nanti akan menjadi seperti malaikat, dan bukan dikatakan bahwa mereka akan menjadi malaikat. “beribu-ribu malaikat” dibedakan dari “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna” (Ibrani 12:22-23). Alkitab mencatat bahwa manusia diciptakan sedikit lebih rendah daripada malaikat, tetapi kemudian akan menjadi lebih tinggi daripada malaikat (Mazmur 8:6; Ibrani 2:7). Bahkan orang-orang percaya disebutkan oleh firman Tuhan suatu saat nanti akan menghakimi malaikat (1 Korintus 6:3).
Malaikat tidak pernah akan dimuliakan, seperti halnya nasib orang-orang percaya yang akan dimuliakan Allah. Manusialah satu-satunya ciptaan yang disebutkan Alkitab sebagai “mahkota ciptaan” karena telah diciptakan “segambar (tselem: ibrani)” dan “serupa (demuth: ibrani)” dengan Allah (Kejadian 1:26; Mazmur 8:5-7).
3. Malaikat merupakan suatu kelompok, bukan suatu bangsa
Para malaikat disebut Alkitab sebagai bala tentara Allah (Lukas 2:13). Mereka merupakan suatu kelompok yang besar, dimana hanya Allah sendiri saja sebagai pencipta-Nya yang mengetahui dengan persis jumlahnya. Malaikat tidak menikah atau dinikahkan, juga tidak pernah mengalami kematian (Lukas 20:34-36). Kadangkala Alkitab menyebut malaikat sebagai “anak-anak Allah” (Ayub 1:6: 2:1; 38:7).
4. Bila berdosa sifatnya kekal (tidak ada pengampunan)
Malaikat diciptakan dengan akal budi, kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Akal budi itu membuat mereka mempunyai pilihan, yaitu bisa mentaati Allah atau tidak mentaati-Nya. Alkitab mencatat adanya malaikat-malaikat yang dihukum Allah.
Beberapa ayat yang mengindikasikan hal tsb:
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Petrus 2:4).
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6).
“Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya tersesat, (Ayub 4:18)
“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:4,7,9)
Oleh karena esensi mereka adalah roh (dimana roh bersifat kekal), maka bila berbuat dosa, maka sifatnya kekal (tidak dapat diampuni), dan karenanya mendapat hukuman yang kekal.
Hal itu berbeda dengan manusia yang mempunyai tubuh jasmani, meskipun mempunyai roh. Apabila berdosa, maka dosa itu masih bisa diampuni Allah melalui percikan darah binatang (konsep pengampunan dosa di Perjanjian Lama) maupun oleh darah Yesus yang mengampuni dan menyucikan (1 Yohanes 1:9; Roma 3:25; Ibrani 10:19; 13:12; 1 Yohanes 1:7; Wahyu 1:5); sejak masa Perjanjian Baru sampai masa Gereja sekarang ini.
5. Malaikat lebih kuat dan lebih pandai daripada manusia
Malaikat dikatakan Alkitab sebagai lebih perkasa dan berkuasa daripada manusia (2 Petrus 2:11), namun mereka tidak maha kuasa. Contoh kekuatan dan keperkasaan malaikat terlihat ketika melepaskan para rasul dari penjara (Kisah Para Rasul 5:19; 12:7) maupun ketika menggulingkan batu penutup kuburan Yesus yang disegel itu (Matius 28:2), juga ketika membinasakan bala tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21).
Meskipun demikian, sebagai makhluk ciptaan kekuatan malaikat terbatas, seperti halnya ciptaan lainnya, sebab hanya Allah saja yang maha besar dan berkuasa (Mazmur 135:5). Sebagai contoh, malaikat yang datang mengunjungi Daniel memerlukan bantuan Mikhael dalam perjuangannya melawan roh jahat penguasa Persia (Daniel 10:13). Baik Mikhael, penghulu malaikat (Yudas 1:9), maupun iblis (Ayub 1:12; 2:6) memiliki kekuatan yang terbatas.
Pengetahuan dan kebijaksanaan seorang malaikat dianggap sebagai kebijaksanaan yang tinggi (2 Samuel 14:20), meskipun demikian malaikat tidak maha tahu. Tuhan Yesus mengatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Matius 24:36). Para malaikat dipanggil sebagai saksi oleh rasul Paulus, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.” (1 Timotius 5:21). Para malaikat ingin meneliti dan mengetahui keajaiban-keajaiban karya Injil keselamatan (1 Petrus 1:11-12). Hal-hal itu menunjukkan fakta bahwa pengetahuan malaikat juga terbatas, sebab hanya Allah saja yang maha tahu.
6. Malaikat sangat cepat namun tidak maha hadir
Sebagai makhluk roh, malaikat bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya. Namun demikian, malaikat tidak maha hadir. Alkitab mencatat bahwa mereka mengembara menjelajahi Bumi (Ayub 1:7; Zakharia 1:9-11) dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (Daniel 9:21-23).
PENGGOLONGAN MALAIKAT
Secara umum berdasarkan kebenaran Alkitab, nampaknya malaikat-malaikat Allah terbagi dalam susunan yang rapih dan efektif sesuai dengan keberadaan masing-masing. Penggolongan ini bukan berdasarkan pangkat atau kedudukan, karena Alkitab sendiri tidak menyatakan secara gamblang mengenai hierarki atau susunan kepangkatan dalam dunia malaikat.Penggolongan ini didasarkan pada jenis dan fungsi malaikat-malaikat Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab.

1. Serafim
Dalam bahasa asli Alkitab, Ibrani ditulis “saraph”, artinya adalah “yang terbakar”. Serafim/Seraphims (inggris) adalah makhluk sorgawi yang ditulis paling jelas dalam kitab Yesaya pasal 6. Serafim digambarkan sebagai mahluk bersayap enam yang selalu berada di sisi TUHAN, sambil senantiasa memuji-Nya terus menerus. Serafim tidak banyak ditulis dalam Alkitab, kecuali di dalam kitab Yesaya pasal 6.
Kenyataan bahwa mereka selalu berada di sisi TUHAN, menunjukkan bahwa mereka adalah golongan malaikat yang bertugas memuji TUHAN di tahta-Nya (Yesaya 6:2-3). Serafim senantiasa berada di hadapan hadirat TUHAN, dan tampaknya tidak pernah diutus ke dunia.

2. Kerub/Kerubim – cherub/cherubim (plural)
Kata “Cherub” berasal dari bahasa Assyrian, yang berarti “dekat”, yang berarti juga “pengawal pribadi”. Kerub/Kerubim disebut dalam Kejadian 3:24; 2 Samuel 6:2; 2 Raja-Raja 19:15; Mazmur 18:11; 80:2; 99:1; Yehezkiel 10:1-22; Yehezkiel 28:14-16.
Berdasarkan fakta dari ayat-ayat tersebut, Kerub memiliki empat muka dan empat sayap. Muka yang pertama ialah muka Kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga adalah muka singa dan keempat adalah muka rajawali (Yehezkiel 10:14). Kerub bertugas sebagai penjaga pintu masuk Taman Eden (Kejadian 3:24), menopang tahta Allah (2 Samuel 6:2; 22:11; Mzm 18:11; 80:2; 99:1) dan menjaga tahta Allah (Yehezkiel 28:14-16).
Kerub paling sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai figur yang terdapat dalam tutup Tabut Perjanjian (Ark of Covenant). Dua Kerub diukir di atas tutup Tabut Perjanjian yang ditempatkan di dalam Kemah Suci dan Bait Suci (Keluaran 25:19; 1 Raja-Raja 6:23-28).
Kerub juga disulam dalam kain yang menutupi Kemah Suci/Tabernakel (Keluaran 26:1,31), serta diukir pada gerbang-gerbang Bait Allah (1 Raja-Raja 6:32,35).

3. Penghulu Malaikat

Mikhael
Istilah “penghulu malaikat” muncul hanya dua kali di dalam Alkitab, yaitu dalam 1 Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9, keduanya dalam Perjanjian Baru. Istilah “penghulu malaikat” dalam alkitab versi bahasa Inggris ditulis sebagai “archangel”. Dalam teks asli Alkitab Perjanjian Baru, yang berbahasa Yunani, kata yang digunakan adalah “archaggelos”, yang bermakna “chief of the angels” atau pemimpin para malaikat. Yudas 1:9 menyebut Mikhael sebagai sang penghulu malaikat. Nama Mikhael sendiri di dalam bahasa Ibrani berarti “who is like God” atau “Siapakah yang sama dengan Allah?”.
Di dalam Perjanjian Lama, Mikhael diidentifikasikan dengan Israel sebagai suatu bangsa “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1), dan di dalam Daniel 10:13 di tuliskan bahwa Mikhael merupakan pemimpin terkemuka.
Di dalam Perjanjian Baru, Mikhael disebutkan akan memimpin perang di Sorga untuk mengusir iblis dan malaikat-malaikatnya. Alkitab mencatat, “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu  dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:7-9).
Mikhael juga yang akan meniup sangkakala sebagai pertanda kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Alkitab menulis, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”(1 Tesalonika 4:16)
Gabriel
Nampaknya malaikat Gabriel termasuk salah satu dari malaikat utama Allah. Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti “Man of God”, “Warrior of God” atau ”hamba Allah”,  “pejuang Allah”. Injil Lukas 1:19 menulis perkataan Gabriel sebagai yang “melayani Allah”.
Sementara Mikhael lebih berperan sebagai “pemimpin perang” (Daniel 10:13; Wahyu 12:7), Gabriel fokusnya sebagai “utusan” (messenger) atau “pesuruh Allah” yang membawa berita dari Allah kepada manusia. Ia diutus kepada Daniel (Daniel 8:16; 9:21), Zakharia untuk menyampaikan nubuat kelahiran Yohanes pembaptis (Lukas 1:8-24) dan Maria untuk menyampaikan berita tentang inkarnasi Firman Allah menjadi manusia Yesus (Lukas 1:26-37; Yohanes 1:1-18).

4.  Malaikat Jurang maut
Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. (Wahyu 9:11)
5. Para malaikat
Para malaikat menunjuk kepada malaikat-malaikat ciptaan Allah lainnya yang berjumlah sangat banyak. Alkitab tidak menyebut nama malaikat secara spesifik, kecuali Mikhael dan Gabriel. Selebihnya dikatakan sebagai para malaikat atau bala tentara sorga (Matius 4:11; 13:41; Lukas 2:13; Kisah Para Rasul 12:7; 27:23; Ibrani 12:22; Wahyu 5:11; 7:11).
Para malaikat tampaknya terorganisasi dengan sangat rapih sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Ada yang diutus TUHAN untuk menyelamatkan Petrus dari penjara (Kisah Para Rasul 12:7-10), ada juga yang diutus untuk memberi kekuatan psikologis kepada Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-25), memberi keyakinan kepada Yusuf (Matius 1:20), menampakkan diri kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-13) dsb.
KESIMPULAN
Orang percaya patut memahami dan mengerti pelajaran iman tentang “malaikat” karena mereka adalah roh-roh yang ditugaskan untuk berhubungan dengan manusia dalam kaitannya dengan tugasnya untuk “melayani orang-orang yang harus memperoleh keselamatan (Ibrani 1:14), yaitu kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus.
Malaikat dalam iman Kristen adalah makhluk roh yang selalu eksis dalam segala zaman. Ada banyak kesaksian tentang eksistensi mereka, baik sejak zaman Adam, masa Perjanjian Lama, masa Perjanjian Baru dan sampai masa modern sekarang. Tuhan yang maha baik telah menugaskan makhluk-makhluk roh itu untuk menjaga, menolong dan menyertai para pewaris keselamatan.
Referensi:

Alkitab
Bible Library 4.0 Special Edition
e-Sword version 9.0.3
Full Life Study Bible, The General Council of The Assemblies of God
Teologi Kristen, Millard J. Erickson, Gandum Mas, Malang
Teologi Sistematika, Henry C. Thiessen, Gandum Mas, Malang
Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries

Source : https://psbobby.wordpress.com/2010/09/06/malaikat-dalam-iman-kristen/

Post a Comment

أحدث أقدم