8 BERKAT KESELAMATAN
Anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia adalah KESELAMATAN. Hal itu dilakukan-Nya dengan jalan mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus Sang Logos untuk menjadi manusia, dan memberikan nyawa-Nya di bukit golgota melalui peristiwa salib.
Inilah berkat terbesar yang harus disyukuri oleh setiap orang percaya. Itu sebabnya anugrah keselamatan (salvation) tidak boleh disia-siakan. Kita sepatutnya hidup dalam kehendak Tuhan, yaitu dengan menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan.
Proses keselamatan sendiri tidaklah rumit. Alkitab menjelaskan ketika hati percaya, mulut mengaku Yesus adalah Tuhan, maka seseorang diselamatkan (Roma 10:9-10). Baptisan air kemudian menjadi tindakan untuk memeteraikan keselamatan yang telah diterima tersebut (Matius 28:19; KPR 2:38).
Berkat-berkat apa sajakah yang diterima seseorang ketika ia memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan masuk dalam meterai keselamatan Allah? Paling tidak ada 8 berkat keselamatan yang patut kita renungkan dan syukuri.
8 Berkat Keselamatan
1. Status baru sebagai ORANG KUDUS (orang berdosa menjadi orang kudus)
Dasar alkitabiah mengenai status “orang kudus” ini, tercatat dalam kitab 1 Korintus 1:1-2. Demikian tertulis, “Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus (hagiois), dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Juga terdapat dalam 1 Korintus 6:11, “Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”
Ayat-ayat diatas dengan gamblang mengajarkan adanya status baru bagi orang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat hidupnya. Di hadapan Allah, ia bukan lagi seorang pendosa, namun telah dikuduskan. Inilah yang disebut dengan istilah pengudusan (sanctification). Kata kudus (hagiois) dalam 1 Korintus 6:11 di atas berasal dari kata “hagios” yang artinya adalah most holy thing, a saint (Thayer), sacred (physically pure, morally blameless or religious, ceremonially consecrated): – (most) holy (one, thing), saint (Strong).
Pengudusan orang percaya terbagi dalam dua tahap, yaitu posisional dan proses hidup. Pertama, secara posisional semua orang yang percaya dan menjadi milik Kristus disebut orang Kudus. Kedua, setiap orang yang telah dikuduskan tersebut (kekudusan posisional) akan menjalani proses pembaruan/pengudusan setiap hari dalam kehidupannya sampai hari akhir kehidupannya.
Proses pengudusan ini dengan terang dinyatakan Alkitab, “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;” (Kolose 3:8-10) dan dalam 2 Korintus 4:16, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.”
Oleh karena itu, janganlah kita hidup seakan-akan masih sebagai orang berdosa yang dimurkai Allah. Namun hiduplah sebagai orang merdeka yang telah dikuduskan-Nya. Hiduplah dengan bersemangat, lakukanlah ajaran firman Tuhan sebagai bukti ketaatan kita sebagai orang kudus-Nya.
Sebagai manusia biasa, kita memang tidak luput dari melakukan kesalahan atau dosa. Namun, Allah tidak lagi mengkategorikan sebagai pendosa. Ia memandang Anda dan saya dalam status baru, yaitu sebagai orang kudus-Nya.
Dan apabila kita melakukan kesalahan atau dosa, maka Dia menyediakan pengampunan dalam darah anak-Nya, demikian ditulis Alkitab, “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” (1 Yohanes 1:7)
Proses pengampunan bagi orang-orang kudus-Nya adalah dengan mengakui dosa/kesalahan tersebut dan bertobat. Seperti dinyatakan dalam firman-Nya, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Oleh sebab itu, apabila melakukan kesalahan atau dosa, cepatlah mengakuinya dihadapan Tuhan dan bertobat, maka Dia akan mengampuni dan memulihkan keberadaan kita kembali.
Rasul Paulus mengajarkan, “Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:17-18)
Syukur kepada Allah yang di dalam Kristus Tuhan telah memerdekakan kita semua dari perbudakan dosa yang hanya membawa pada kebinasaan. Ia telah menjadikan kita sebagai hamba-Nya, hamba Kebenaran. Dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan orang percaya. Roh Kudus memberikan anugerah dan kekuatan untuk memampukan kita menolak godaan dosa.
Sebagai hamba Kristus/Kebenaran marilah mengisi hari-hari kehidupan ini dengan cara yang berkenan kepada Allah, yaitu dengan gaya hidup yang mempermuliakan nama Tuhan, baik itu melalui perkataan, pikiran dan perbuatan hidup. Jauhilah kejahatan, arogansi, kesombongan dsb. Hiduplah dalam kerendahan hati dan kasih.
Sebab suatu hari nanti kita semua akan mendapat upah kehidupan, sebagaimana dijelaskan firman Tuhan berikut, “Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” (Kolose 3:24)
Status hamba Kristus tentunya bukan hanya milik ekslusif para “hamba Tuhan” seperti Pendeta, Penginjil dsb. Namun itu berlaku bagi semua orang yang telah dipanggil dan diselamatkan oleh Tuhan. Kita semua (orang-orang Kristiani) adalah hamba-hamba Kristus. Marilah mengabdi kepada Allah dengan mempersembahkan kehidupan yang berkenan kepada-Nya dan menjadi saksi kabar sukacita Injil keselamatan-Nya.
3. ANAK ALLAH
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12). Pada zaman dulu ketika peradaban manusia belum semaju sekarang, ketika mitos-mitos masih mendominasi, ada satu kecenderungan umum di dalam kisah-kisah mitos tersebut, yaitu kerinduan manusia untuk menjadi “anak” sang pencipta. Kisah Hercules sebagai contoh merupakan penggambaran adanya kerinduan bangsa Yunani untuk mengidentikkan diri dengan sang Pencipta. Hercules dikisahkan merupakan anak dari Zeus, Pemimpin para Dewa.
Bangsa Israel yang merupakan akar kekristenan, sejak ribuan tahun lalu telah juga mengidentikkan diri dengan Sang Pencipta. Nabi Hosea menulis, “Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah umat-Ku,” akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang hidup.” (Hosea 1:10)
Kitab Yesaya menyatakan hal yang senada, “Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah “Penebus kami” sejak dahulu kala.” (Yesaya 63:16). Hal senada dinyatakan dalam Yesaya 64:8, “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”
Kini, dalam Kristus Yesus, semua orang dari segala bangsa disebut sebagai “Anak Allah” sebagaimana dijelaskan firman Tuhan berikut, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12)
Betapa besar anugerah yang diberikan Allah kepada orang-orang percaya. Ia berkenan untuk mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Dengan demikian, kitapun berhak untuk mewarisi Kerajaan Allah, yaitu memasuki Kerajaan itu pada waktu-Nya nanti. Tidak ada lagi ketakutan akan pergi kemana setelah mati nanti. Kepastian keselamatan hidup dalam Kerajaan Surga telah menjadi hak setiap orang percaya sebagai anak-anak Allah.
Di dalam Kristus Yesus, kini semua orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan juru selamat telah menjadi ciptaan baru (a new creature). Apakah yang dimaksud sebagai ciptaan baru?
Alkitab menjelaskan, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17).
Kata “ciptaan baru” dalam teks asli Alkitab adalah “kaine ktisis”. A fresh start is made (kaine). Sementara “ktisis” artinya adalah ciptaan. Dapat disimpulkan bahwa semua orang yang percaya kepada Kristus, kini adalah ciptaan yang baru dihadapan Allah. Mereka menjadi “manusia baru” bagi Tuhan. Hal apakah yang diperbarui oleh Allah sehingga kita disebut ciptaan baru?
Alkitab menguraikannya dalam Efesus 4:22-24, “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Ciptaan baru atau manusia baru bersifat moral. Tubuh tetap sama, yang kurus atau gemuk akan tetap demikian keadaannya setelah menerima Kristus. Hatinya atau batin seseoranglah yang diperbarui oleh Allah, sehingga ia bisa menjalani hidup baru dalam kebenaran dan kekudusan seperti yang dikehendaki Tuhan.
Rasul Paulus atas tuntunan Roh Kudus menjelaskannya dalam Efesus 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Oleh sebab itu, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan menjadi ciptaan baru dalam Kristus, marilah kita meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa dan tidak berkenan kepada Allah. Tinggalkanlah segala jenis kejahatan, tipu muslihat, percabulan, perzinahan, penipuan dan pola hidup manusia lama lainnya. Hiduplah dalam kekudusan, kebenaran dan kebaikan seperti yang diinginkan Kristus.
5. KODRATNYA BERBUAT KASIH/KEBAIKAN
Sebagai orang-orang yang telah menjadi manusia baru dalam Kristus, maka kini kecenderungan hati atau kodrat baru kita adalah melakukan perbuatan kasih atau perbuatan baik. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Rasul Yohanes mengingatkan, “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.” (1 Yohanes 3:14)
Inilah kodrat sejati anak-anak Allah, yaitu hidup dalam kasih dan kebaikan. Alkitab mengingatkan, “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17)
Apabila membaca kehidupan dan pengajaran Yesus di dalam keempat Injil, inti utama ajaran-Nya adalah tentang “kasih atau kebaikan”. Perintah utama yang disampaikan-Nya hanya dua, yaitu tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Jika seseorang mengasihi sesamanya, pastilah ia tidak akan tega mencelakai orang lain, menipunya, mencuri harta atau uangnya, berselingkuh dengan istrinya, dan segala perbuatan tidak patut lainnya. Firman Tuhan mengingatkan, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18)
Dalam Kristus kita semua mendapat penebusan sempurna, yaitu pengampunan dosa. Tiada lagi ketakutan akan upah dosa, yaitu maut. Maut tidak lagi bisa menguasai orang-orang percaya. Dalam Kristus, kita memiliki jaminan kebangkitan dan hidup kekal di surga.
Alkitab menguraikan, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.” (Efesus 1:7-8)
Darah Yesus yang tertumpah di salib kalvary merupakan cara Allah mengampuni dosa manusia. Sejak masa purbakala, dosa diampuni dengan penumpahan darah binatang. Adam dan Hawa memperoleh penebusan dosa melalui penumpahan darah binatang yang kulitnya kemudian menjadi pakaian mereka. Musa mewariskan hukum Taurat kepada Israel, dimana didalamnya ada tata cara pengampunan dosa melalui penumpahan darah. Yesus Kristus, disebut oleh Yohanes pembaptis sebagai “Anak domba Allah”.
Alkitab mencatat, “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29) Saya percaya Yohanes pembaptis tidak asal berkata-kata, namun tentunya atas tuntunan Roh Kudus, ia dapat melihat tujuan kedatangan Yesus, yaitu untuk menjadi “korban” bagi seluruh umat manusia, melalui penumpahan darah-Nya yang suci di kayu salib.
7. ORANG BENAR
Dalam Kristus Yesus, tidak ada lagi ketakutan akan penghukuman kekal. Kita semua telah dibebaskan dari hukuman kekal (kematian di neraka) dan mendapatkan kemerdekaan penuh sebagai anak-anak Bapa surgawi. Sebagai anak-anak Bapa, maka status kita sekarang adalah “orang-orang benar”.
Kebenaran ini bukanlah benar karena perbuatan, namun dibenarkan oleh Allah. Jadi, Allahlah yang berinisiatif untuk membenarkan orang-orang percaya yang beriman kepada-Nya. Alkitab mengajar demikian, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Roma 5:1)
Sebagai orang-orang yang telah dibenarkan, maka kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Tidak ada lagi ketakutan akan hukuman dsb. Persekutuan yang akrab dan intim dengan Allah justru kini menjadi bagian hidup orang-orang percaya. Kesemuanya itu dapat terjadi oleh karena karya Yesus Kristus, sebagaimana dinyatakan firman Tuhan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21)
8. DIPENUHI ROH KUDUS
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus akan memasuki kehidupan seorang manusia ketika orang itu telah menjadi milik Tuhan Yesus. Berdiamnya Roh Kudus dalam kehidupan seseorang merupakan tanda meterai keselamatannya. Keselamatan (hidup kekal) yang diperoleh bukan karena perbuatan manusiawi, namun karena kepercayaan (iman) kepada Yesus Kristus.
Kitab Efesus 1:13-14 menulis, “Di dalam Dia kamu juga– karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu– di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Roh Kudus akan memenuhi kehidupan setiap orang percaya dengan kasih dan anugerah-Nya, sehingga dimampukan untuk mentaati firman Tuhan dan berjalan dalam kekudusan hidup. Roh Kudus akan senantiasa menyertai untuk menolong dan memampukan kita untuk hidup sesuai kehendak Bapa surgawi.
Tuhan Yesus sendiri berjanji, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17)
Roh Kudus atau Roh Kebenaran datang pada hari Pentakosta, ketika ia memenuhi ke 120 orang percaya yang sedang berkumpul menantikan penggenapan janji Tuhan. Kehadiran Roh Kudus membuat mereka menjadi semakin kuat dan berani dalam bersaksi (KPR 1:8; 2-28).
KESIMPULAN
Betapa besar dan ajaibnya karya Tuhan Yesus bagi dunia. Ia memberikan delapan berkat yang luar biasa bagi orang-orang yang percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi. Oleh karena itu, banyak-banyaklah mengucap syukur kepada Allah karena segala kebaikan-Nya. Hiduplah dalam kebenaran dan kekudusan seperti yang dikehendaki-Nya. Jadilah saksi injil-Nya bagi dunia ini agar merekapun dapat merasakan dan mengalami kasih Allah yang menyelamatkan.
Referensi:
Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries
Thayer Greek Definitions
https://psbobby.wordpress.com/2012/12/20/8-berkat-keselamatan/
إرسال تعليق