3. Mustahil Kristen Bisamenjawab!
Pertanyaan:
Pernahkah Yesus Mengatakan: -Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya-
Tanggapan:
Nampak bahwa Mokoginta terlalu terbawa nafsu, hingga memberi pertanyaan yang tidak dikira-kira dulu!
Alquran memang jelas ada mengatakan bahwa 'Allah SWT pewahyu dan penjaga Qur'an' (QS. 13:1, 14:1, 15:9), dan ini dijadikan sebagai kelebihan oleh bapak Mokoginta!
Kita flashback ke abad 7,
Sejarah mencatat, bahwa pada abad ke-7 ada banyak salinan-salinan Alquran yang isinya satu sama lain tidaklah sama, dan akhirnya disepakati dan dipilih satu naskah sedangkan naskah-naskah lain (terignore) dianggap salah dan dimusnahkan!
Kurang jelas bagaimana ceritanya sampai satu naskah ini saja yang diterima, atau jangan-jangan lewat hitung kancing :D
Tetapi, hal ini malah membuat kebenaran Alquran semakin tersingkirkan, selain tidak ada yang bisa membuktikan kebenaran satu salinan ini juga karena bila ada satu kesalahan yang ditemukan di dalamnya, maka Alquran tidak bisa berkutik lagi.
Berbeda dengan Alkitab yang meski pun punya banyak naskah, dan naskah-naskah tulis ulang itu (manuskrip) tidak luput dari perbedaan sama sekali tidak dimusnahkan, sehingga bila ditemukan kesalahan pada satu naskah kita bisa menyelidiki naskah lain, bisa jadi ada kesalahan salinan di sana!
Mengapa naskah-naskah tetap dipertahankan?
Anda sudah tahu jawabannya, selain itu umat Kristen mengakui ketidaksempurnaan para penyalin yang wajar saja bila melakukan kesalahan, apalagi sewaktu itu yang namanya pelebaran Firman Tuhan masih dalam tahap primitif, salinan pun dikerjakan melalui tulis tangan.
Berbeda dengan umat Muslim yang justru mengakui kebenaran dan kesempurnaan salinan oleh satu orang saja! Tetapi sayang ada kejanggalan di dalamnya, dan naskah itu adalah naskah tunggal alias berdiri sendiri, dalam Kontradiksi Alquran versi HSH dihari keempat sudah menemukan kurang lebih 20 ayat yang bertentangan!
Umat Islam harus menerima kenyataan, sebab masing-masing ulama memiliki perhitungan yang berbeda atas jumlah ayat Alquran, sependangaran saya yang pertama jumlahnya adalah 6.666 ayat, namun setelah menghitung ternyata ada 6.236 ayat, dan berikut pendapat-pendapat lain:
1. Ibn-i Abbas (ra): 6616 ayat
2. Nafi (ra): 6217 ayat
3. Shayba (ra): 6214 ayat
4. Ulama-ulama Mesir (ra): 6226 ayat
5. Zamahshari (ra) (seorang ulul albab, cendikiawan, sarjana yang genius dalam bidang literature dan bahasa Arab): 6666 ayat
6. Bediuzzaman, mujaddid (seorang ulul albab pembawa perubahan) pada abad ke 13, juga berpendapat: 6666 ayat
Ternyata, seperti inilah cara Allah SWT menjaga Qur'annya!
Hm, sebenarnya, meminta pengakuan itu boleh saja tetapi kita tahu bahwa jauh lebih baik sebuah 'bukti' daripada 'pengakuan'!
Allah memang tidak membuat pengakuan bahwa Ia yang mewahyukan dan menjaga Alkitab, tetapi Ia sudah memberi bukti-buktinya, dan orang jauh lebih puas dengan 'bukti' daripada 'pengakuan'!
Ketidaksempurnaan penyalinan Alkitab (manuskrip) tidak membuat Alkitab menjadi palsu, sama halnya dengan nabi Nuh mendirikan Bahtera, nabi Nuh yang sama sekali tidak mengenal ilmu kelautan, awam dan Bahkan pada masa itu, tidak mungkin
ada perkakas pertukangan yang
memadai untuk proyek raksasa ini!
Secara ilmu dan tekhnologi modern, pastilah mudah ditemukan kekurangan, kekasaran, dan keanehan-keanehan produk yang dihasilkan oleh Nuh. Bahkan Anda bisa mencurigai tingkat kekedapan air yang dimiliki bahtera itu. Pasti Mustahil mencapai kesempurnaan!
Namun siapakah diantara kita yang bisa menyangkal bahwa ternyata kapal Nuh itu benar-benar sempurna dan benar untuk melaksanakan misi penyelamatan yang diinginkan Tuhan?!
Secara Analogi, Tuhan-pun mampu membuat Alkitab cukup sempurna melalui dan di dalam keterbatasan manusia.
Alkitab memang adalah Firman Allah, maksudnya bahwa Para Penulis dibimbing oleh Roh Kudus, tetapi tidak berarti bahwa para penulis dilarang keras memperkenalkan diri mereka, istilahnya menggunakan bahasa manusia.
Pada kenyataannya, cara kerja Allah memang sukar dimengerti, namun jika Ia berada dan turut bekerja dalam kita tidak berarti bahwa kita menjadi manusia yang serba tahu.
Hal inilah yang dialami oleh para penulis kitab, bahwa mereka memang di ilhami oleh Roh Kudus, tetapi ketahuilah bahwa mereka tidak lepas dari bahasa keseharian mereka.
Jadi, intinya kita tidak merasa Alkitab menjadi cacat karena absennya pengakuan Allah, karena yang terpenting bagi kita adalah bukti dan kita sudah menerimanya. Amin.
إرسال تعليق